5 Cara Sukses Budidaya Ikan Gurame



Ikan gurame (Osphronemus gouramy) adalah keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma, dan ikan ini ialah jenis ikan konsumsi maupun ikan hias, ikan gurame termasuk bangsa Labyrinthici. Ikan gurame sudah dikenal di Indonesia semenjak tahun 1800-an, baik sebagai ikan konsumsi dan juga ikan hias.

Ikan ini besaral dari Indonesia, tepatnya berasal dari perairan tempat sunda (Jawa Barat). Kemudian ikan ini menyebar ke Thailand, Malaysia, Ceylon, dan Australia. Ikan gurame memiliki bentuk yang pipih lebar dan hidup di air tawar yang tenang. Bagian perut berwarna perak dan bagian punggung gurame berwarna merah sawo, serta pada ikan gurame muda memiliki dahi yang rata. Namun, pada ketika usia gurame bertambah, maka dahinya juga semakin menonjol. Ikan gurame yang masih muda memiliki 8 hingga 10 buah garis tegak dan pada pangkal ekor ada titik berwarna hitam bulat.

Ikan gurame ialah jenis ikan yang banyak dikonsumsi. Kandungan protein dan tekstur daging yang lembut membuat ikan ini banyak disukai oleh semua kalangan. Ikan ini juga banyak diburu untuk kepentingan restoran dan juga banyak di butuhkan se Asia. Ikan gurame memiliki harga yang relatif mahal kalau dibandingkan dengan jenis ikan yang lain, sehingga membuat banyak orang memilih untuk budidaya ikan gurame. Untuk memulai usaha budidaya ikan gurame ini mampu dilakukan sesuai dengan keadaan kantong Anda (modal), untuk budidaya ikan ini mampu dilakukan dengan modal pas-pasan.

Klasifikasi Ikan Gurame
Filum       : Chordata
Kelas       : Actinopterygii
Ordo        : Perciformes
Subordo  : Belontiidae
Famili      : Osphronemidae
Genus     : Osphronemus
Spesies   : Osphronemus gouramy

Jenis-Jenis Ikan Gurame
Ada dua jenis ikan gurame yang dikenal oleh masyarakat berdasarkan dari bentuk tubuhnya yaitu:
  1. Gurame Jepang : tubuh lebih t  madan sisik relatif kecil. Ukuran yang dicapai hanya 45 cm dengan ukuran bobot kurang dari 4,5 kg. Jika dilihat dari warnanya terdapat gurame putih, hitam dan belang.
  2. Gurame belibis (soang): tubuh relatif panjang, sisik lebih lebar. Ukuran berat maksimal 8 kg, dan memiliki panjang 65 cm.
1. MEMILIH CALON INDUK
Dianjurkan untuk memilih induk yang sudah mencapai umur 3 tahun. Cara membedakan induk betina dan jantan mampu dilihat dari ciri-ciri sebagai
berikut:
  • Induk betina
Induk betina memiliki dasar sirip dada yang berwarna gelap atau agak kehitaman, warna dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit berwarna coklat, apabila diletakkan di lantai ikan betina tidak akan bereaksi apa-apa. Indukan sebaiknya sudah berumur 3-7 tahun.
  • Induk jantan

Induk jantan memiliki sirip dasar berwarna jelas atau keputih-putihan, dagunya berwarna kuning, lebih tebal daripada ikan betina dan menjulur. Apabila diletakkan pada lantai akan
menunjukan reaksi dengan mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas.

Selain itu, demi keberhasilan pembenihan ikan gurame. pilihlah induk yang sudah berumur 3-7 tahun. Tidak sama dengan induk ikan tambakan, induk ikan gurame ini akan lebih banyak mengeluarkan telur ika umurnya semakin bertambah, perut gurame akan membulat dan relatif penjang dengan warna tubuh terang. Usahakan pada bab sisiknya tidak ada yang cacat/hilang dan masih dalam kondisi tersusun rapi.

[Baca juga: Teknik Pembesaran Ikan Nila]

Induk betina yang sudah matang kelamin dan cukup umurnya ditandai dengan perutnya yang akan membesar ke belakang atau di erat lubang anus. Pada lubang anus akan terlihat putih agak kemerah-merahan. Jika diraba perutnya terasa lunak.

2. PEMIJAHAN
Untuk melaksanakan pemijahan, pemasukan air dilakukan pada pagi hari, sehingga pada ketika menjelang jam 10:00 air sudah terisi setengahnya dalam kolam. Calon indukan yang telah lolos seleksi dimasukkan ke dalam kolam dengan perlahan dan hati-hati, sama menyerupai kita masukkan orang hamil kedalam mobil. Biasa jumlah perbandingan induk jantan dan betina ialah 1:1-14. Harapannya dengan induk jantan paling sedikit mampu membuahi dua ekor induk betina dalam sekali masa kawin..

Setelah dilepaskan induk jantan ke dalam kolam pemijahan biasanya jantan langsung otomatis membuat sarang, akan tetapi terlebih dahulu mengelilingi kolam, berenang kesana-sini mengenal zonanya. Setelah 15 hari dari masa dilepaskan, induk jantan biasanya sudah mulai membuat sarang.

Biasanya garis tengah sarang berukuran kurang lebih 30 cm, yang biasanya dibuat
oleh induk jantan selama 7 hari. Setelah final membuat sarang, induk jantan akan merayu betina untuk bersama-sama memijah di sarang. Induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang melalui lubang sarang yang kecil, selanjutnya ikan janta juga akan menyemprotkan spermanya, yang kemudian terjadilah pembuahan di dalam ijuk (kakaban). Pemijahan ikan gurame ini biasanya berlangsung cukup lama, berbeda halnya dengan ikan mas, yang hanya melaksanakan pemijahan dalam kurun waktu sebentar saja.

Induk gurame jantan bertugas menjaga sarang selama masa pemijahan berlangsung. Jika pemijahan telah selesai, giliran induk betina yang bertugas menjaga keturunannya, dengan menutup lubang sarang terlebih dahulu dengan ijuk atau rumputan kering.

Dengan nalurinya sebagai induk, biasanya betina menjaga anaknya dengan mengipaskan siripnya terutama sirip ekor kearah sarang. Tujuan gerakan sirip induk betina ini biar kandungan oksigen terlarut dalam air meningkat. Kandungan oksigen yang cukup akan membantu menetaskan telur-telur dalam sarang. Seperti diketahui, telur butuh oksigen dalam prosesnya menjadi benih ikan. 

Sementara induk betina menjaga keturunanya, dan induk jantan akan
kembali menyusun sarang dan memikat induk betina yang lainnya untuk
melanjutkan perkawinan. Tanpa turun ke kolam kita mampu mengetahui induk-induk yang telah memijah dengan mencium adanya basi amis, dan terlihat adanya lapisan minyak tepat di atas sarang pemijahan.

3. PENETASAN
Penetasan telur mampu dilakukan dalam aquarium atau ember plastik. Pemindahan telur ke dalam aquarium dilakukan secara hati-hati dan tidak boleh terlalu kasar, untuk menghindari
agar telur tidak pecah. Sarang materi dari ijuk (kakaban) yang ada 5 cm di bawah permukaan air dan telah ditutup rapat, diangkat dengan cara dimasukkan kedalam baskom yang berisi 3/4 bab ember. Sarang menghadap ke atas dan ditenggelamkan, lalu penutup sarang perlahan-lahan dibuka, maka telur-telur akan keluar dan mengambang di permukaan air.

Kemudian telur diangkat untuk dipindahkan ke aquarium atau baskom yang telah diisi air bersih yang sudah terlebih dahulu diendapkan, pemindahan dilakukan dengan piring kecil. Lakukan juga pergantian air secara rutin supaya telur-telur menetas dengan sempurna, dan yang tidak menetas segera diangkat keluar. Telur akan menetas dallam wantu 30-36 jam.

4. PENDEDERAN

Selama 5 hari benih-benih masih memiliki kuning telur (yolk sack) dan belum membutuhkan makanan tambahan. Setelah lewat masa itu benih sudah membutuhkan makanan. Jika benih  masih belum ditebarkan ke dalam kolam maka harus diberi makanan berupa infusoria. Jika benih ingin ditebarkan ke kolam, kolam harus dikeringkan terlebih dahulu dan dipupuk dengan pupuk sangkar 1 kg/m. Setelah seminggu benih ditebarkan, yaitu ketika air kolam sudah menjelma kehijau-hijauan. Benih gurame umur 7 hari dapat dipasarkan kepada para pendedar dengan system jual sarang sehinga frekuensi pembenihan dapat ditingkatkan. Padat tebar pendederan 50-100 ekor/m², kolam yang digunakan berkisar antara 50.250 m².

5.PENUTUP
walaupun pemeliharaan gurame memakan waktu yang tidak sedikit, akan tetapi ikan ini memiliki nilai jual yang tinggi, biasa harga ikan gurame mencapai Rp45.000/kg dan kini sudah meningkat menjadi Rp55.000/kg.

Heum... bagaimana kira-kira, Anda tertarik tidak untuk melaksanakan budidaya ikan gurame? Jika anda mau berusaha pembesaran ikan gurame berarti saudara sudah siap untuk kaya. Jika info ini bermanfaat silahkan share buat rekan-rekan kita yang lain

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "5 Cara Sukses Budidaya Ikan Gurame"

Posting Komentar